Je Tsongkhapa, adalah seorang biksu cendekiawan sekaligus seorang yogi agung Tibet.
Beliau memurnikan kembali kedua aspek ajaran Buddha di Tibet, Sutra dan Tantrayana, yang sekali lagi mengalami kemerosotan, setelah empat abad sebelumnya dimurnikan oleh Yang Mulia Atisha.
Mampu berkomunikasi secaralangsung dengan Buddha Manjushri yang memberinya banyak ajaran dan instruksi, sebagai seorang yogi beliau juga bertapa serta melakukan berbagai praktik purifikasi dan penghimpunan Kebajikan seperti 3.500.000 ali namaskara panjang, 10.000.000 persembahan mandala, tak terhitung pelafalan mantra Vajrasattva, dan kelima belas praktik lainnya.
Empat dari sekian banyak karya agung beliu adalah:
1. Memugar arca Maitreya dan Kuil Dzin-tchi di Olka.
2. Menegakkan kembali pelaksanaan Sila Pratimoksha yang merupakan landasan ajaran Buddha.
3. Merintis perayaan Puja Agung (Monlam chenmo).
4. Mendirikan Kuil Yangpa-chen yang diperuntukkan bagi latihan Tantra.
Biografi ini akan memungkinkan pembacanya mencicipi sedikit dari pencapaian luar biasa Je Tsongkhapa.
Saya turut bersuka cita akan penerbitan buku mi dan saya yakin akan sangat bermanfaat bagi banyak orang”
Saya berdoa bahwa buku ini bisa menolong orang-orang untuk mendapatkan makna kehidupan mereka dengan cara mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan.
Dengan demikian, buku ini akan memberikan kontribusi untuk terciptanya kedamaian dan kebahagiaan di Indonesia dan juga di dunia”