Bagaimana Injil bisa tetap relevan di tengah kemajemukan bangsa Indonesia?
Di tanah air yang berdiri di atas nilai-nilai Pancasila, iman kerap diuji oleh realitas sosial, budaya, dan politik yang terus berubah.
Banyak orang percaya mencari cara agar pesan kasih Kristus dapat dihayati secara nyata dalam konteks kehidupan modern.
Buku Meng-hari-ini-kan Injil di Bumi Pancasila karya Ebenhaizer I.
Nuban Timo menghadirkan perspektif teologis yang segar dan menggugah.
Di dalamnya, penulis memperkenalkan cara berpikir baru tentang iman, gereja, dan Injil—bukan sekadar sebagai dogma, tetapi sebagai pengalaman hidup yang historis, mistis, dan kosmis.
Ia menyingkapkan bahwa Injil bukan hanya kabar keselamatan di masa lalu, tetapi juga kekuatan yang terus bekerja dalam kehidupan masyarakat majemuk Indonesia hari ini.
Bayangkan Anda memahami Injil tidak hanya dari teks, tetapi dari bagaimana Kristus hadir dalam budaya, kebersamaan, dan kehidupan sehari-hari.
Buku ini mengajak Anda menafsirkan ulang makna gereja, liturgi, dan iman dengan cara yang lebih kontekstual dan manusiawi.
Dengan pendekatan lintas tradisi—Protestan, Ortodoks, Injili, hingga Katolik—buku ini membuka ruang dialog yang memperkaya iman dan memperdalam kasih.
Sebagai pemikir teologi kontemporer Indonesia, Ebenhaizer I. Nuban Timo menulis dengan keberanian dan kedalaman refleksi yang jarang ditemukan.
Karyanya tidak hanya akademis, tetapi juga menyentuh aspek spiritual dan sosial yang hidup dalam realitas bangsa.
Buku ini telah menjadi bahan renungan dan diskusi di berbagai komunitas iman yang mencari cara baru memahami Injil di konteks Indonesia.
Inilah saatnya memahami iman secara lebih hidup dan kontekstual. Dapatkan buku Meng-hari-ini-kan Injil di Bumi Pancasila karya Ebenhaizer I.
Nuban Timo sekarang juga, dan temukan bagaimana Injil dapat benar-benar “meng-hari-ini” dalam kehidupan Anda, di bumi yang penuh warna dan keberagaman ini.