TERJEMAH TAFSIR JALALAIN, LEBIH MUDAH DIPELAJARI DAN DIPETIK MANFAATNYA UNTUK KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Tafsir Al-Jalalain merupakan kitab fenomenal dalam perjalanan sejarah keilmuan Islam, khususnya dalam bidang ilmu tafsir.
Kelugasan bahasa dan metode penyampaiannya yang sederhana tidak menghalangi keterpopuleran buku ini di tengah-tengah karya para ulama yang mendalam dan luas keilmuannya.
Karena itulah bisa dikatakan kitab ini merupakan kitab tafsir yang paling banyak dikaji oleh pesantren-pesantren yang ada di Indonesia.
Hal ini karena tafsirnya ringkas dan tidak berjilid-jilid seperti tafsir Qur’an pada umumnya.
Para kyai biasanya menjadikan kitab ini sebagai bahan kajian umum bagi para santrinya dalam permulaan perjalanan dalam mengarungi luasnya ilmu Al-Qur’an.
Kitab ini dinamai dengan Jalalain disebabkan kitab tersebut dikarang oleh dua orang ulama yang kebetulan memiliki gelar yang hampir sama, yaitu Jalaluddin, sebuah gelar yang tentu memiliki makna dan alasan dibaliknya.
Menurut Syeikh Ahmad bin ash-Shawi, julukan Jalaluddin bermakna sosok yang diagungkan dalam bidang ilmu agama dan gelar ini hanya diberikan kepada seseorang yang diagungkan sebab kontribusinya yang besar dalam karya-karyanya di bidang ilmu agama.
Oleh sebab itulah, karya tafsir ini disebut dengan Tafsir Jalalain yang bermakna tafsir dua orang yang bergelar al-Jalal.
Kedua Jalaluddin tersebut adalah Imam Muhammad bin Ahmad al-Mahalli dan Imam Abdurrahman bin Abu Bakar as-Suyuthi.
Namun, disusunnya Tafsir Jalalain ini oleh dua orang bukanlah dengan unsur kesengajaan sebagaimana kolaborasi zaman sekarang.
Sejatinya Imam Jalaluddin Al-Mahalli adalah penyusun sebenarnya kitab tersebut, hanya saja beliau meninggal setelah hanya sempat menyelesaikan Tafsir Surat Al-Fatihah bersama surat-surat setelah Al-Isra’.
Melihat hal ini, Imam Jalaludin as-Suyuthi yang juga merupakan murid dari Imam Jalaluddin Al Mahalli berinisiatif untuk menyelesaikan tafsir milik gurunya tersebut.
Akhirnya beliau pun menulis tafsir ayat yang belum sempat ditafsirkan gurunya yaitu dari surat Al-Baqarah hingga surat Al-Isra.
Dalam penafsirannya tersebut, Imam Suyuthi menggunakan metode penafsiran sebagaimana yang dipakai gurunya Imam Jalaluddin Al-Mahalli dalam memberikan penafsiran.
Hal ini bertujuan agar kitab tersebut menjadi lebih mudah dipahami oleh para penuntut ilmu.
Sebagai sebuah kitab tafsir yang sangat fenomenal, tentu saja tafsir jalalain memiliki banyak sekali kelebihan dibandingkan kitab-kitab tafsir yang lainnya.
Diantara kelebihan dan keunggulan tafsir jalalain adalah:
Penggunaan bahasa yang singkat, padat dan mudah dipahami oleh kalangan awam sekalipun.
Menyebutkan pendapat yang rajih atau kuat dari berbagai pendapat yang ada.
Sering menyebutkan sisi i’rab dan qira’at secara ringkas.