Apa yang terjadi ketika batas-batas negara, budaya, dan agama tak lagi mampu menampung duka, harapan, dan perjuangan manusia?
Migrasi bukan hanya persoalan sosial, ia adalah panggilan iman. Tapi… sudahkah kita memahami Allah yang melintas batas?
Buku Sang Pelintas Batas-Batas karya Martinus Dam Febrianto, SJ menghadirkan teologi migrasi yang mengguncang kesadaran dan membongkar cara lama kita memandang para migran dan pengungsi.
Dengan keberanian khas seorang imam yang turun langsung ke lapangan bersama Jesuit Refugee Service (JRS), penulis menampilkan Allah sebagai “Sang Migran”, Allah yang tidak diam di tempat suci, tetapi berjalan bersama mereka yang terusir dan terpinggirkan.
Bayangkan Anda memahami iman bukan lagi hanya lewat doa dan doktrin, tetapi melalui pengalaman manusia nyata: mereka yang terusir, yang mencari rumah, dan yang berjuang untuk hidup bermartabat.
Buku ini membekali Anda dengan perspektif baru, tentang bagaimana membangun persaudaraan universal tanpa kehilangan akar budaya dan jati diri.
Ditulis dengan kedalaman teologis dan kejujuran personal, buku ini bukan sekadar refleksi akademis.
Ini adalah kesaksian iman yang hidup, lahir dari pengalaman, diolah dalam pergumulan, dan ditawarkan kepada Anda sebagai ajakan untuk ikut “melintas batas” bersama Allah yang berbelas kasih.
Jika Anda rindu memahami iman secara lebih kontekstual, manusiawi, dan berani, inilah bacaan yang Anda tunggu.
Dapatkan Sang Pelintas Batas-Batas sekarang, dan temukan wajah Allah dalam langkah para pengungsi yang sedang mencari rumah.